SEBUAH PENANTIAN

Aku mendambakan hari, hari ini mungkin hari itu, hari dimana kau akan mendekatiku sekedar menyapa atau hanya tersenyum padaku, tapi kamu masih duduk di sudut kelas ini, di tempat favoritmu dikala kelas terlalu bising ataupun dikala sunyi seperti saat ini, saat sudut mataku menangkap bayanganmu hanya tertunduk pada buku di hadapanmu, tak sadarkah kamu bahwa aku selalu ingin kamu seperti lelaki yang lain yang akan bersiul disaat ada gadis cantik melintas, atau sekedar titip salam kepada setiap adik kelas yang terlihat manis dan masih lugu untuk kamu gombali, mereka pasti mau, wajah kamu yang kata orang cool, bagaikan magnet diantara bongkahan besi, tapi kamu tidak seperti itu, kamu membuat begitu banyak anak perempuan penasaran bahkan mungkin patah hati, seperti hatiku yang tersiksa karena berharap banyak dari seorang kamu, tapi tak apa, bila bukan hari ini mungkin di lain hari.


Hari ini mungkin hari itu, di saat pasangan kemarin sore menghabiskan waktu di penghujung tahun untuk menyaksikan indahnya gemerlap kembang api atau menikmati saat-saat berduaan terjebak macet di suasana malam tahun baru yang mungkin akan ada sedikit gerimis turun tapi justru hal itu yang membuat keindahan saat kebersamaan, akankah kamu mengajakku keluar dan bergabung dengan mereka? sepertinya kamu lebih tertarik pada bukumu dari pada mengukir kesenangan-kesenangan semacam itu, tak sadarkah kamu bahwa aku selalu menemani kesendirianmu itu?.sekedar memberikan waktu kepadamu untuk mendekati aku, sekali saja, maka aku akan sangat bahagia, tak apa jika kamu tidak mau hari ini, mungkin di lain hari.

Hari ini mungkin hari itu, hari dimana kamu mulai terbiasa dengan kehadiranku di kelas yang sepi ini hanya bersamamu, saat yang lain beristirahat melepaskan kejenuhan setelah beberapa jam berkutat dengan buku, tapi kamu seakan tak ada kejenuhan dengan benda yang bagiku membosankan, terkecuali diaryku ini tentunya, mungkinkah ada keberanianmu untuk membuka pembicaraan, walau aku memang tak pernah melihat kamu berbicara pada siswi manapun, mungkin karena hal itulah kamu dijuluki Mr.Sufi oleh teman sekelasmu dulu, tapi aku menangkap rasa tak nyaman ketika masuk di kelas ini, anak anak yang lain pun memanggilmu dengan julukan itu, hh' .... sufi ... mungkin sikapmu yang seperti itulah yang membuat aku semakin menyukaimu.

Ku tutup Diaryku dengan agak keras, sepertinya gejolak di hatiku telah mempengaruhi motorikku, sepertinya makhluk di sudut ruangan ini terkaget sendan suara bukuku tadi, " Mau keluar, Yas" ... HAH... suara itu ... OMG emang di ... "E...ehh i .. iya. ganggu ya, sori ya kirain cuman gue yang ada disini, ternyata ada orang toh" jawabku agak gelagapan dan sedikit menyindir.
"ga apa apa kok, tumben lo keluar, biasanya sampai bel masuk masih tetep disini, kesel ya" timpalnya sambil tersenyum kecil, Ternyata dia merhatiin aku juga ya, ngarep dikit sih, tapi biar lah daripada ngga sama sekali, "Iya nih, haus, lo mau ke kantin juga?" tanyaku, kaget juga sih aku sama pertanyaanku sendiri. mestinya dia dong yang ngajak. dasar bodoh, "makasih, lain kali aja" jawabnya, Hahh ... lain kali ??, apa berarti kalau lain kali aku ajak, dia pasti mau, gitu?? semoga saja... "duluan ya" jawabku agak sedikit terlihat biasa, padahal di dalam hatiku amburadul gak karuan hehehehe. apalagi sebagai tanda mengiyakan dia tersenyum, maniiiss ... sekali, rasanya aku jadi haus beneran nih. Mungkin memang bukan hari ini, tak apa mungkin di lain hari.

Tawa Tika menggema di kamarku, sepertinya dia ngga percaya semua yang aku ceritakan, sejak smp kami berteman dan memutuskan masuk sma yang sama, tapi sayang kami beda kelas, dia waktu kelas 1 sekelas sama si Sufi, "masa sih, dia bener-bener ngobrol gitu?", tanya Tika masih ngga percaya, "masa iya sih aku bohong, Tika" aku mencoba meyakinkan Tika, "berarti memang ada apa-apanya" "apa-apanya gimana?", "coba kamu bayangin, dulu aja kalo di tanya dia cuman manggut-manggut kayak burung beo, boro-boro ngomong, tapi sama kamu dia nanya duluan dan minta diajakin lain kali lagi" cerocos Tika sedikit menggodaku, "Ngga minta diajak Tik, dia cuman bilang lain kali aja ko" sewotku pada Tika walaupun aku berharap omongan tika itu ada benarnya, "kalau buat cowok lain sih, itu ga ada apa-apanya klo si Wahyu itu beda Yasmin, dia bukan tipe cowok penuh basa basi", Tika balik menyewotiku, bener juga ya .. tiba-tiba aja aku punya keyakinan bisa ngedapetin dia dan tiba-tiba aja mukaku memanas, Tika cekikikan sambil nunjuk-nunjuk mukaku "duh .. yang lagi kasmaran hahahaha", aduuhh malunya ketauan Tika senyum-senyum sendiri, akhirnya kami saling melempar bantal sambil terus tertawa .... bahagia.

Hari ini mungkin hari itu, karena kali ini aku sudah terbiasa dengan senyuman dan anggukan kepalanya kala mata kami saling bertemu, rasanya jantung ini mau copot tiap kali barisan giginya yang putih dan putih bersih itu dia pamerkan, tapi sayang tidak pernah ada kata-kata berarti yang keluar bagiku.tapi.. mungkin jika aku keluar dari kelas akan membuka percakapan seperti waktu itu, ya..ya...ya... aku harus berusaha jika kali ini ngga berhasil masih ada lain kali kan??.

Kututup Diaryku, kali ini dengan hati-hati, ku rapihkan seragamku yang memang agak kusut, sekalian kasih radar agar dia tahu aku akan keluar dari kelas, "Ke kantin Yas, ?" .... Yes !!! . dia nanya duluan, kali ini strategiku berhasil hihihihhih ..."iya, nih ... mo ikut?" aduuuuuhhh kenapa lagi-lagi aku nanya kayak gitu, ketauan deh ngebetnya, "Ayo, tapi ngga apa-apa nih, ga akan ada yang marah kan?" tanya nya, hadeeuuhh senengnya, kenapa ga nanya aja sekalian, Yasmin, kamu udah punya pacar blom?? hihihih pasti lebih seru nih, aku cuman tersenyum, sedikit mengimbangi sikapnya saja, padahal sumpah mati pengennya jungkir balik hahaha ..., sesaat kami pun jalan berdua dan serasa jadi selebritis juga sih , pasalnya semua mata kayak melototin kita berdua .

Sesampainya di kantin dia nanya " minum apa ya?", "Orange" jawabku singkat, dengan gesit dia pun memesan dua es jeruk dan beberapa cemilan untuk kita libas habis, dan udah pasti deh kejadiannya kita cuman diem-dieman dan aku cuman mainin sedotan yg ada di gelas es jerukku. tiba-tiba aja ada seruan dari alam gaib "Yasmin !!!! Wahyu ...! nah nah nah ... ketauan ya... pada genit-genitan" teriakan Tika membuyarkan ketegangan kami, wajahku sepertinya memerah lagi, terlebih wajah Wahyu yang sudah seperti udang rebus, "Tenang guy's gwa cuman mo ngasih tau, tanggal 14 februari tepatnya malam valentine, sekolah kita bakalan ngadain acara seru nih, malam berbagi kasih, ntar ada banyak pernak-pernik yang bisa kita beli, hasilnya dikasih deh ke panti asuhan pilihan pihak sekolah, kalian dateng ya, berdua" cerocos Tika sambil menaik turunkan alisnya seraya menggodaku , aku dan Wahyu saling pandang, "Kamu mau ikut?" tanya Wahyu, "Boleh" jawabku, "oke, kita pasti dateng" janjinya pada Tika, "Ohhh , jadi kalian berdua....." kata Tika sambul nunjuk-nunjuk kita bergantian dibarengi tawa nakal lalu ngeloyor begitu aja, dia memang seperti iitu, datang dan pergi seenaknya sendiri kayak jelangkung gitu. Aku dan Wahyu terawa kecil melihat tingkah Tika, sekilas dimatanya aku melihat binar yang berbeda, seperti halnya hatiku yang terasa kuncup-kuncup yang siap mekar hihihi.., entah kapan kuncup itu akan mekar, yang jelas kami tak hentinya saling pandang, hanya senyum kecil yang bisa mengungkap apa yang sama-sama kami rasakan, masih ada waktu, kali ini mungkin hanya seperti ini, mungkin tidak hari ini untuk meneruskan hubungan ini dan aku tak peduli lagi, karena aku yakin hari yang aku damba itu adalah hari ini .....




Comments

Post a Comment

"Saya berharap kita semua dapat berkomentar dengan sopan"

Terima Kasih.

Popular posts from this blog

MY NEW NORMAL

BAKSO MURAH MERIAH